Aku juga, Perempuan.

Perempuan itu mudah dibaca. Lelakipun mencari tantangan dalam kemudahan yang dimunculkan. Simpang siur kenyataan ditolak mentah. Ah, lucu ya perjenisan ini. Titik berat bergeser ke axis yang rendah. Bersiul sepertinya. Pola pikir diaduk-aduk sampai semrawut. Diikat sangat kencang hingga menimbulkan kerut-kerut seperti nenek keriput. Perempuan lantas marah karena Lelaki bermain dadu terlalu lama. Judi kecil itu sama bahayanya. Kriminal - kriminal neuron memang suka menghasut, betul tidak? Lelaki terlalu doyan jajan keluyuran dan foyaan. Eh, perempuannya sudah tidak sabaran

  "Apa Aku ini kurang jelas? Konten sudah singkat, padat, dan komunikatif, Mas. Kok kamu masih kekurangan saja."

Lelaki hanya bisa pasang wajah kaku seperti belacu setrikaan yang dilapisi cairan aci. Lelaki mencoba berpikir-pikir apakah tindak-tanduknya tadi salah ataupun kurang benar. Lelaki duduk lalu berdiri, lalu berjongkok. lalu berlari. Luculah pokoknya. 

Perempuan yang sudah cenut gigi hanya bisa melipat tangan sembari cubit-cubit ketiak. Tidak habis pikir Perempuan dengan tingkah Lelaki. Yah, meskipun sudah mafhum, karena pasti akan berakhir dengan memberikan definisi penjelas kausal hierarkis weleh weleh kesana kemari. Aduh, pembodohan lisan dan aksara itu berat. Sudah berat, bikin pegal otot pula. Kurang bagus untuk kesehatan. Makanya persediaan koyo cabe jangan diambil remeh. Sisa selembar kalau lagi pesakitan ya tetap saja jadi penyelamat. 

Yogyakarta, 8 Oktober 2016. 

Comments

Popular posts from this blog

HCH

Dear ex. Watch out, I show you what you've lost about.